Buat saya.. LDR itu selalu bikin nyesek. Udah gitu selalu bikin saya netesin air mata. Nyiksa banget kan? Tapi mau ga mau saya harus mempertahankan hubungan ini. Bukan terpaksa. Memang kenyataannya harus kayak gini. LDR adalah keharusan sekaligus keinginan saya. Meskipun tersiksa, tapi saya menginginkan untuk bertahan.
LDR memang bukan hal yang baru bagi saya. Sejak awal, saya memang sudah menjalani LDR. Namun kali ini rasanya sangat berat. Selain harus terpisah oleh ribuan km, saya dan dia belum bertemu selama satu tahun lebih. Sebenarnya hal ini ga akan jadi masalah kalo aku dan dia sama-sama memahami. Tapi kenyataannya, saya ga bisa memahami dia dan dia pun sepertinya ga bisa memahami keinginan saya.
Yang paling bikin sakit saat LDR itu, dia ga bisa meluangkan waktunya untuk saya. Padahal untuk teman-teman dan keluarganya dia selalu punya waktu ekstra. Ya, mungkin saya bukan seseorang yang penting dalam kehidupan dia. Saya hanyalah sebuah "boneka" yang bisa dia mainkan kapan saja saat dia membutuhkan saya. Seharusnya saya sadar.
Berkali-kali dia bilang, dia berusaha membuat saya bahagia. Namun itu hanyalah ucapan tanpa tindakan. Kalimat seperti itu seperti sampah. Tapi sampah masih bisa didaur ulang sedangkan ini NGGAK. Maaf, saya ga bermaksud memojokkan dia ataupun menyalahkan dia. Saya cuma pengen dia sadar bahwa saya bukan "boneka" dia yang ngga punya hati dan perasaan, yang biasa saja mendapat perlakuan seperti itu.
Pengen amnesia... Ingatan ini selalu bikin nangis! >_< Pengen bersikap biasa aja, seperti dia. Seolah ga ada apa-apa dan semuanya baik-baik saja. Pengen banget keyak gitu! 3 bulan ke depan mengganggap diri saya "single" dan belum pernah "kenal" sama dia. Mungkin itu lebih baik!