Senin, 10 Juni 2013

Lagit... temani aku menangis...

Jika kamu ingin tertawa, tertawalah....
Jika kamu ingin menangis, menangislah...
Menyimpan dan menahan ekspresi itu ngga baik, kata orang seperti itu. Menurutku juga kayak gitu. Mumpung masih diberi kesempatan untuk tertawa, ya tertawa aja. Siapa tau, setelah itu kita ngga bisa tertawa lagi. Iya ngga?! Kalo kamu pengen nangis, nangis aja yang kenceng. Aku seperti itu. Setelah nangis, semua beban yang numpuk di hati, di kepala, berkurang. Bahkan hilang bersama tetesan air mata. Setiap rinai air mata yang jatuh dari mata sepertinya membawa masalah dan beban jatuh ke bumi.
Bumi... aku iri dengan bumi yang mampu menampung jutaan manusia yang baik dan jahat. Bumi yang ngga pernah lelah mendengar tangisan langit. Bumi yang ngga pernah mengeluh mendengar kemarahan angin. Bumi selalu kuat untuk menanggung beban seberat itu dari Allah. Tapi ngga pernah sedikitpun dia mengeluh bahkan mengeluarkan air mata seperti langit.
Malam ini, langit masih menemaniku mengeluarkan air mata. Terima kasih langit. Bumi adalah teman setia langit. Kamu, langit.. kamu adalah teman setiaku :) saat aku menangis kamu pun menangis. Terkadang, saat aku menangis, kamu memperlihatkan keceriaan agar aku juga sepertimu. Memperlihatkan wajah yang ceria di depan mereka, meskipun mendung bergelayut manja di hatiku.
Langit... temani aku menangis malam ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar