Rabu, 01 Januari 2014

Apakah aku seorang monster....

Berada di dekat seseorang yang kita sayangi itu akan terasa menyenangkan bukan? Apalagi seseorang yang darahnya mengalir dalam tubuh kita. Kehangatan pun akan terasa. Ya, harusnya memang seperti itu. Namun sayangnya hal itu tidak terjadi padaku. Miris!

Aku kira liburan ini akan menjadi liburan yang sempurna, bisa ketemu sama Mbah Uti dan keluarga di rumah Mbah Uti. Om-ku yang dari Jakarta pun jemput aku pulang. Seminggu di sini rasanya bahagia dan menyenangkan. Seperti tidak ada cela sedikitpun. Dan tiba-tiba keceriaan itu lenyap seketika saat keluarga kecil Ayahku berkunjung di rumah Mbah. Seharusnya itu menjadi sebuah pelangi yang menambah indahnya liburanku. Tapi merasa tenang dan damai pun tidak. Justru sebaliknya. Yang aku rasakan justru tekanan dan kesedihan. Ntahlah.... ini semua terjadi karena kesalahanku sebelumnya. Dua tahun belakangan ini seseorang yang darahnya mengalir dalam tubuhku sangat membenciku. Atau lebih tepatnya lebih dari sangat membenciku.
Buktinya, saat beliau tiba di rumah mbah, setelah salaman sama aku, beliau dan istrinya langsung pergi. Memandang, menyapa, dan menanyakan kabarku saja ngga. Melihatku yang berada di sebelahnya seperti melihat monster yang menjijikkan. Yang lebih parah, dia menjauhkan aku dengan adik-adikku. Adikku disuruh menolak segala makanan bahkan barang yang berasal dari aku. Seolah-olah aku seekor monster yang membawa penyakit mematikan untuk orang-orang yang berada di dekat aku. :'(
Gimana perasaanmu kalo jadi aku Feem?
Sehina itukah aku di hadapan ayahku sendiri? Seburuk itukah aku? Bahkan orang-orang yang berada di pihaknya pun melihatku dengan tatapan yang sangat menjijikan. ya Allah...
Aku memang telah melakukan kesalahan. Seperti yang kamu tau, aku sudah minta maaf dengan ayahku tentang kejadian itu. Tapi ayahku malah mengabaikanku. Aku berusaha untuk berbuat baik dengan mengirim sms ke ayahku meskipun ngga pernah dibalas. Aku berusaha untuk menghilangkan peredikat "anak durhaka"... tapi Ayahku sama sekali ngga ngasih respon.
Hingga sekarang Feem....
Dia ada di depanku, dia satu rumah denganku, mengajakku ngobrol aja ngga... boro2 mau ngobrol. Nanyain kabarku aja dia ngga Feem. Mbah udah cerita tentang kesehatanku ke dia, tp dia sama sekali ngga peduli...
Rasanya pengen nngilang... pengen kabur dari rumah Mbah. Tapi aku masih mikirin perasaan ayahku. Aku ngga mau nambahin masalah.
Masa aku terus sih Feem yang harus ngalah ke dia.... sebenernya sih aku gpp kalo ngalah duluan asal Ayahku ngasih tanggapan. Tapi ini NIHIL.
Aku harus gimana Feem....
Apa aku harus ngancurin hidup aku sendiri... biar sekalian hancur kayak hati aku. Aku capek dengan masalah ini yang ngga selesai-selesai. Orang-orang yang ada di pihak Ayahku terus menjudge aku dengan sebutan anak durhaka. Padahal aku sudah minta maaf.
Apa ayahku ngga sadar ya, dia juga mendzalimi aku... :'( hiks....
Feem..... kok kayak gini ya hidup aku... aku kuat ngga ya... please help me Feem!

By Bunga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar